Saya belum pernah mengulik lebih dalam mengenai bisnis yang sudah saya jalankan selama 3 tahun yaitu brand handmade shoes yang bernama Amelie Shoes. This is very personal for me. Paling susah mengungkapkan detail di balik Brand ini karena memang seluruh jiwa dan tenaga saya curahkan di bisnis ini. Saking saya cintanya, membuat post ini pun perlu waktu. Saya pun masih belajar sampai detik ini, belajar dari para pelaku bisnis yang lain. Sangat suka membaca cerita bagaimana lokal brand membangun bisnis mereka dari awal. Maka dari itu saya bikin creativepreneur series ini, tujuannya adalah apapun bisnisnya bisa dijadikan pembelajaran bagi yang baru mulai maupun yang sedang stuck.Ambil positifnya dan tinggalkan negatifnya. Dan semoga menjadi pengingat saya nanti dan menjadi insight buat orang yang baca.
Menurut data media Kumparan, bahwa bisnis Online shop menjadi minat besar tahun 2018 ini. Anak muda sepertinya berbondong bondong untuk menciptakan bisnis sendiri dan berkarya. Dengan konsumen yang besar di Indonesia dan daya konsumtif yang tinggi hal itu menurut saya adalah ladang yang bagus untuk pembelajaran. Apalagi di zaman sekarang media untuk menggali potensi dan riset pun masin banyak dan aksesnya gak susah kalau memang ada niat. ini harus digaris bawahi : NIAT
Seperti post yang terdahulu tentang bagaimana Amelie dibangun biarpun penjelasannya tidak terlalu mendetail. Bisa dibaca disini ya Awal Mula Amelie Shoes
Saya akan menambahkan lagi bagaimana perjalanan Amelie dari awal sampai ketitik ini. Dijelaskan dengan berbagai part ya biar tidak keliyengan bacanya. Here we go :
PART 1 : START MY OWN BRAND
Dahulu saat saya masih tinggal di Bandung, event semacam Trademark atau Kickfest menjadi agenda wajib untuk didatangin. Berbagai macam brand lokal yang dikemas ciamik dan ngeliat anak muda yang sukses merintis bisnis sendiri. Udah ditabung jauh jauh hari untuk membeli beberapa koleksi. Apalagi Trademark, produk yang bisa ikutan disana harus dikurasi terlebih dahulu. Pas masuk kesana jadi kepikiran, kok bisa ya bikin produk dan team sekeren ini? Ya bisalah buktinya banyak banget local bradn keren masuk disitu. Masing masing mengusung konsep yang yang out of the box. Baik dari segi desain, marketing, produk, bahkan instalasi saat bazaar.
Dulu saat dapat tiket VIP masuk Trademark ngerasa jadi anak gaul banget karena duluan yang ngeliat semua booth yang ada disana. Saya ingat banget satu produk yang saya belik dan puas banget yaitu sepatu boot dari MKS Shoes. Motif tartan warna coklat yang cakep banget. Worth it every penny i've spent. Sampe sekarang masih awet. Saat masuk ke bazaar jadi punya impian aku kepengen punya bisnis suatu hari nanti. Karena ngeliat energi para pebisnis sangat luar biasa. Kayaknya saat itu malaikat lewat dan mengaminkan dan tergerak hati untuk memulai bisnis sendiri.
Ada salah satu quote yang saya suka dari Seth Godin yaitu "The only thing worse than starting something and failing is not starting something" . Jika kamu punya ide dan eager to achieve, just do it. Kedengarannya kok mudah banget ya? Kenyataanya iya. Begitu kamu niat banget mewujudkannya, kamu akan melimpahkan semua passion dan jiwa kamu kesana. Percayalah bahwa saat mimpi itu mulai kamu raba, semesta emang ngedukung.
Dari cerita saya ,habis menikah memang saya niat belom mau bekerja kantoran dan meminta izin suami untuk memulai usaha sendiri. Suami yang emang jalan pikirnya realistis dan terstruktur mendorong saya untuk membuat konsep terlebih dahulu. Karena tau kali ya istrinya ini main hajar aja dan impulsif banget. Yang paling penting dalam memulai adalah knowing ourself dulu. Set your mind into it, focus and work hard to make it happen.
Begini pertanyaan dasar yang saya ajukan dan coret coret di Note saya :
Apa yang saya suka? Sepatu.
Kenapa harus bisnis sepatu? Karena bertolak dari saya susah menemukan design yang simpel tapi tetap kece dipake kemana mana dan bisa setting ukuran saya yang notabene kaki kecil yaitu ukuran 35.
Apa yang bikin saya passionate ngerjain sesuatu? Merancang model sepatu.
Target pasarnya umur berapa? Umur 18 -30 tahun.
Selling dimana? Instagram dan facebook.
Resourcenya? Pengrajin dari bandung.
Konsep layout dan produk bagaimana? Sleek and simple dan bisa dipakai berbagai acara.
Apa nama Brandnya? Ini nih yang sangat penting, dan ini butuh waktu lama sampai saya menemukan Amelie. Semua tanya jawab ini dilakukan di coffee shop dekat rumah sambil bawa laptop dan note berjam jam. Riset nya pun melalui internet dan melihat beberapa brand handmade shoes lokal yang sudah dahulu mengudara. Dari mulai jenis produk, bahan, konsep layout, image brand, dan penentuan pasar.
Pemilihan nama Brand kalo menurut saya jangan asal asalan. Kalo kata orang dahulu, nama adalah Doa. Saya percaya akan hal itu. Karena itu nama harus mewakili image brand itu sendiri. Ada beberapa yang saya ajukan untuk namanya. Dimulai dari little lady yang dimana suami langsung gak setuju karena kesannya 'mengecilkan' brand nya dengan ada kata Little. Dan terlalu susah dilafalkan. Akhirnya coret. Ada lagi FunFlats yang merupakn olshop saya dahulu tapi langsung dicoret karena kesannya hanya menjual flatshoes dan kayaknya namanya cheesy banget.
Kemudian saya mencari cari nama dari bahasa Prancis karena konsep yang saya pakai buat Brand ini sebenarnya mengacu pada gaya perempuan paris yang sleek, clean, minimalism, tapi sangat chic dan never goes of style. Ketemu lah nama Amelie yang artinya bekerja. Saat mengajukan ke suami juga dia langsung suka, saya pun jatuh cinta dengan nama itu. Mewakili brand yang akan kita bangun.
Terus setelah itu apa lagi? Yang pasti membuat logo brand itu sendiri. Alhamdulillah logo Amelie dibuat oleh sepupu suami yang sekarang tinggal di Jerman. lengkap semuanya sampai kartu namanya pun di design. Terima kasih kak Rika, we truly honored and blessed to have you.
Pasti banyak yang bertanya tanya atau galau duluan kalo masalah modal. Pasti modalnya berpuluh puluh juta ya untuk bangun bisnis sepatu? No, you're wrong. Untuk step awal banget, saya pake tabungan sendiri berkisar 2 juta untuk mulai produksi. Beranikan dengan uang segitu untuk mulai bisnis yang saya tau tidak murah. Tapi semesta memang mendukung. Persiapan dari ide, konsep, dan merealisasikannya menjadi nyata selama Februari - April 2015.
Mulai saja dahulu, matangkan ide, realisasikan konsep. Percaya sama diri kamu dan impian yang kamu pengen dan memang bisa direalisasikan ya, insya Allah dilapangkan jalannya. Karena bener ini pengalaman banget bahwa mengandalkan diri sendiri dan percaya bahwa kita bisa itu semacam cambuk. Perjalanan untuk mulai kesana itu yang menurut saya bikin mumet dan seru. Kita jadi tau kemampuan kita segimana dan kamu nggak bakal menyangka bahwa kamu bisa berbuat lebih dan make yourself proud.
Next post saya akan menjelaskan tentang RESOURCE & MEDIA SOSIAL ya. Stay tune.